Proses Pengumpulan Berita


Mewawancarai seseorang merupakan hal yang selalu saya hindari ketika mendapatkan tugas yang harus atau memerlukan informasi lebih sebagai tambahan ketika bekerja dalam kelompok. Merasakan ketegangan sebelum dan sesaat mewawancarai salah satu hal yang tidak saya sukai. Tetapi anehnya, ini selalu berakhir dengan saya yang menjadi pewawancara. Menjadi seseorang yang selalu aktif berbicara dalam lingkup pertemanan tidak lantas menjadikan saya bisa menjadi pewawancara dan menghandle situasi tersebut.

Kesulitan yang kerap saya temui ketika akan mewawancarai seseorang yaitu dalam mempersiapkan pertanyaan. Saya selalu over thinking dalam segala hal, yang entah menjadikan itu bagus atau buruk dalam hal ini. Terlalu lama dalam memilah dan memilih pertanyaan, menyusunnya sesuai urutan, hingga memprediksikan jawaban narasumber agar pertanyaan tidak berulang, atau malah mungkin terkesan retorik, semua itu merupakan proses yang melelahkan.

Setelah siap dengan pertanyaan dan mental yang saya miliki, tiba saaatnya mewawancarai. Kesulitan yang saya hadapi dalam situasi ini adalah saat dimana saya baru pertama kali menjumpai narasumber. Saya harus cepat menganalisis karakter dari narasumber tersebut. Apakah mungkin pendiam, pemalu, atau bahkan bisa secara mudah berkooperatif dalam menjawab semua pertanyaan. Merupakan tantangan dan kesulitan jika menghadapi narasumber yang pendiam. Saya selaku pewawancara, selain harus melontarkan pertanyaan juga harus mencairkan suasana yang mana saya paling tidak bisa melakukan itu terhadap orang asing. Sebuah keharusan dalam situasi seperti ini.

Wawancara selesai, tibalah saatnya mengecek data dari hasil wawancara tersebut. Hal sulit yang saya temui dalam proses ini menurut saya ketika mendengar, atau membaca kembali hasil wawancara. Sangat melelahkan karena harus sebisa mungkin menyusunnya menjadi sebuah hasil atau tulisan yang dapat dimengerti oleh pembaca atau orang lain. Audio yang tidak bagus, catatan kurang, dan ingatan yang tidak bisa  merecall ulang menjadi sebuah kesulitan tersendiri. Ketelitian dan pengulangan merupakan sebuah keharusan.

Dalam kesulitan yang telah saya sebutkan diatas, biasanya saya selalu mempersiapkan segala sesuatunya jauh-jauh hari. Kalaupun dirasa sudah selesai dalam menyusun pertanyaan, tak lantas membuat saya puas. Latihan dalam menyampaikan dan membaca kembali list pertanyaan merupakan hal yang saya lakukan demi menghilangkan kegelisahan saya. Proses akhir tidak sesulit proses sebelumnya. Menurut saya, ketelitian sudah cukup dalam menghandle kesulitan di atas.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Citizen Journalism dan Journalism online